Okupasi Terapi - Apa, Kenapa, Bagaimana, Kapan, Dimana?
Penulis: Ari Damayanti S.Tr.Kes (Sarjana Sains Terapan Kesehatan Terapi Wicara). Ast. Penulis: Faizal Andyka.
Apa itu okupasi terapi?
Okupasi terapi adalah tindakan terapi untuk meningkatkan kemampuan anak atau dewasa dalam melakukan tugas sehari-hari, termasuk belajar bagaimana berdiri, duduk, bergerak, menggunakan berbagai alat dalam aktivitas sehari-hari, regulasi diri, bermain, kemampuan integrasi sensorik, serta kemampuan perawatan diri.
Apa tujuan dari okupasi terapi?
Tujuan dilakukannya prosedur okupasi terapi adalah untuk:
- Meningkatkan kemampuan gerakan motorik halus seperti menggunakan otot-otot kecil pada tangan seperti menulis dengan pensil, makan sendiri, dan koordinasi.
- Meningkatkan kemampuan kognitif (pikiran, persepsi, dan ingatan).
- Meningkatkan kemampuan bermain (keterampilan sosial dan emosional).
- Meningkatkan kemampuan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari (berpakaian dan makan).
- Meningkatkan keterampilan yang diperlukan untuk pendidikan (menulis pra-tulisan, menulis, dan keterampilan gunting).
- Meningkatkan kemampuan pemrosesan sensorik.
- Meningkatkan Keterampilan visual-motorik dan visual-perseptual.
- Meningkatkan kemampuan regulasi diri dan keterampilan mengatasi emosi (coping skills).
- Dll.
Kenapa okupasi terapi dapat mendukung program terapi wicara?
Seringkali ketika anak sedang menerima layanan terapi wicara, mereka disarankan untuk menjalani okupasi terapi juga. Karena setiap anak harus memiliki beberapa kemampuan dasar yang secara umum akan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan berbicara dan bahasa, yaitu kemampuan sensori integrasi, regulasi diri, motorik, dan persepsi visual. Berikut ini adalah definisi dari kemampuan-kemampuan tersebut:
- Sensorik Integrasi: kemampuan anak dalam mencerna informasi yang masuk melalui alat indra (mata, telinga, hidung, dan kulit), baik informasi dalam bentuk gambar, suara, aroma, tekstur, maupun sentuhan, yang kemudian akan diartikan sebagai data oleh otak kita. Kemudian data tersebut akan diolah oleh otak dan menjadi dasar pertimbangan tubuh anak dalam mengambil keputusan atau disebut kemampuan regulasi diri.
- Regulasi Diri: kemampuan anak untuk memilih respons yang tepat sesuai dengan jumlah informasi yang masuk, contohnya anak akan memberikan respon yang berbeda saat menyentuh busa dan menyentuh duri. Sehingga anak akan memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, termasuk kemampuan berbahasa.
- Motorik: kemampuan tubuh dalam melakukan beberapa aktivitas, yang didukung oleh kekuatan tulang dan otot.
- Persepsi Visual: kemampuan anak untuk mengolah informasi dalam bentuk gambar melalui mata. Kemampuan Persepsi Visual dibutuhkan karena mata mengirimkan banyak informasi ke otak setiap detiknya. Maka mata harus mengirimkan informasi dengan cara yang sesuai, agar otak dapat memprosesnya dengan cara yang tepat. Sehingga anak mampu membentuk pemikiran, membuat keputusan, dan menciptakan tindakan.
Berapa lama anak harus menjalani okupasi terapi?
Durasi setiap sesi okupasi terapi dan frekuensinya bervariasi berdasarkan kebutuhan anak. Seperti halnya anak yang sekolah, anak tidak akan belajar semua yang mereka butuhkan dalam satu hari. Mereka membutuhkan latihan dan dorongan yang berkelanjutan sampai anak bisa dianggap lulus dalam sebuah kemampuan. Okupasi terapis akan menyampaikan pencapian anak dan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir anak.
Diagnosis apa saja yang biasanya ditangani oleh okupasi terapis?
Berikut ini adalah kondisi anak-anak yang membutuhkan pelayanan okupasi terapi:
- Developmental Delay: Anak tidak mencapai milestone perkembangan secara normal, baik dalam hal motorik, bahasa, atau keterampilan sosial, dibandingkan dengan anak sebaya mereka.
- Gangguan Sensorik: Kesulitan dalam mengelola informasi sensorik dari lingkungan sekitar. Anak mungkin sangat sensitif (hipersensitif) atau kurang responsif (hiposensitif) terhadap rangsangan sensorik.
- Cerebral Palsy: Gangguan motorik yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak yang mengontrol gerakan dan postur tubuh. Anak dengan cerebral palsy dapat mengalami kesulitan dalam gerakan dan koordinasi.
- Autism (ASD): Gangguan perkembangan neurologis yang mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku anak, seringkali disertai dengan minat yang sangat terbatas.
- ADHD: Gangguan perhatian dan hiperaktivitas yang dapat membuat anak kesulitan berkonsentrasi, mengendalikan perilaku impulsif, dan tetap tenang.
- Down Syndrome: Gangguan genetik yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak.
Kapan orang tua harus membawa anak ke okupasi terapi?
Hubungi okupasi terapis jika anak mengalami :
- Melewatkan tahap perkembangan sesuai usianya.
- Mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang atau benda di sekitarnya.
- Menghindari tekstur tertentu.
- Kembali ke perilaku lama setelah belajar yang baru.
- Dll.
Dimana melakukan okupasi terapi?
Okupasi terapi dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, baik itu di rumah sakit, klinik tumbuh kembang anak, atau oleh okupasi terapis yang melakukan praktik mandiri.
Birru Care adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dengan konsep praktik mandiri bersama profesi okupasi terapi dan terapi wicara. Untuk mendapatkan pelayanan okupasi terapi di Birru Care, Brunda dapat mendaftar secara online melalui nomor WhatsApp admin di cabang Birru Care terdekat.
Referensi
Cleveland Clinic. Terakhir ditinjau pada Jan 2023. Occupational Therapist: Definition, Expertise & Specialties.
Cleveland Clinic. Terakhir ditinjau pada Jan 2023. What Is Pediatric Occupational Therapy?
Chicago Occupational Therapy. Diakses pada Feb 2024. How Occupational Therapy Can Support Speech Therapy Services - Chicago Occupational Therapy.
Vision Learning Center. Diakses pada Feb 2024. What are Visual Perceptual Skills?