Terapi Wicara - Apa, Kenapa, Bagaimana, Kapan, Dimana?

Penulis: Ari Damayanti S.Tr.Kes (Sarjana Sains Terapan Kesehatan Terapi Wicara). Ast. Penulis: Faizal Andyka.

Apa itu terapi wicara?

Terapi wicara adalah tindakan terapi untuk menangani masalah bahasa, bicara, dan komunikasi, khususnya yang terjadi pada anak. Tindakan terapi wicara dilakukan oleh profesi kesehatan terapis wicara yang telah lulus dari pendidikan kesehatan terapi wicara baik dari dalam maupun luar negeri.

Apa tujuan dari terapi wicara?

Tujuan dilakukannya prosedur terapi wicara adalah untuk:

  1. Meningkatkan kemampuan anak dalam memahami bahasa yang diucapkan oleh orang lain, atau disebut dengan kemampuan bahasa reseptif.
  2. Meningkatkan kemampuan anak dalam menyampaikan keinginannya baik melalui gerakan tubuh maupun suara, atau disebut dengan kemampuan bahasa ekspresif.
  3. Meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara dengan jelas dan benar, atau disebut dengan kemampuan artikulasi.
  4. Meningkatkan kemampuan anak agar mampu berinteraksi dua arah, sesuai dengan konteks sosial tertentu, atau disebut dengan kemampuan pragmatik.

Kenapa harus menjalani terapi wicara?

Karena anak harus mengejar keterlambatan bahasa bicara sebelum anak masuk ke lingkungan sekolah, dimana lingkungan sekolah memiliki kurikulum yang harus dijalankan oleh semua siswa tanpa terkecuali.

Kemudian terapis wicara juga telah mempelajari proses terjadinya bahasa bicara secara menyeluruh baik yang terjadi pada anak dengan perkembangan normal maupun anak yang mengalami keterlambatan atau gangguan tertentu. Terapis wicara juga menjalankan metode penanganan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Apa anak yang kesulitan menbaca perlu menjalani terapi wicara?

Sarjana terapis wicara juga menangani masalah yang terjadi pada anak di sekolah, yaitu gangguan membaca.

Gangguan membaca adalah masalah yang biasa muncul ketika anak tidak bisa belajar membaca dengan cara yang umumnya diajarkan di sekolah. Artinya, anak membutuhkan pembelajaran dengan cara yang berbeda, sehingga perlu diajarkan dengan metode yang disesuaikan dengan gangguan yang dialami anak.

Berapa lama anak harus menjalani terapi wicara?

Tindakan terapi wicara secara konsep hampir sama dengan apa yang biasa dilakukan oleh anak ketika kursus bahasa Inggris. Anak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk akhirnya bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan lancar, bisa menghabiskan waktu 3 bulan sampai dengan 24 bulan, atau bahkan beberapa tahun. Begitu juga anak yang sedang menjalani terapi wicara, mereka sedang menjalani program kursus bahasa Indonesia yang tentu saja metode dan kurikulum disesuaikan dengan setiap permasalahan anak.

Diagnosis apa saja yang biasanya ditangani oleh terapis wicara?

  1. Speech Delay: Keterlambatan dalam perkembangan bahasa lisan anak yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk berbicara seiring dengan perkembangan usia.
  2. Autism (ASD): Gangguan perkembangan neurologis yang mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku anak, seringkali disertai dengan minat yang sangat terbatas.
  3. Gangguan Fonologi: Kesulitan dalam memodifikasi bunyi-bunyi di dalam otak.
  4. Gangguan Apraxia: Kesulitan dalam merencanakan bunyi-bunyi sebelum dieksekusi oleh organ artikulator, yang dapat membuat anak tidak mampu menentukan urutan gerakan secara struktural.
  5. Gangguan Artikulasi: Gangguan pada organ artikulator secara struktural seperti bibir sumbing atau tongue-tie.
  6. ADHD: Gangguan perhatian dan hiperaktivitas yang dapat membuat anak kesulitan berkonsentrasi, mengendalikan perilaku impulsif, dan tetap tenang.
  7. Gangguan Bahasa: Kesulitan dalam mengembangkan atau menggunakan bahasa secara efektif, yang dapat melibatkan pemahaman, ekspresi, atau interaksi sosial.
  8. Gangguan Pendengaran: Gangguan pendengaran yang dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk memahami dan menggunakan bahasa lisan.
  9. Gangguan Membaca: Kesulitan dalam membaca kata-kata, frasa, dan teks, bisa menjadi gejala disleksia atau masalah lain dalam pemahaman bacaan.
  10. Down Syndrome: Gangguan genetik yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak.
  11. Celah Bibir dan Langit-langit (CLP): Kelainan lahir yang melibatkan celah pada bibir dan/atau langit-langit, yang dapat mempengaruhi fungsi bicara dan makan.
  12. Gagap: Kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan lancar, sering disertai dengan blocking atau mengulangi kata.
  13. Gangguan Makan dan Menelan: Kesulitan dalam proses makan, termasuk mengunyah, menelan, menghisap, muntah ketika makan, banyak mengalir air liur, serta memilih-milih makanan dengan tekstur tertentu.
  14. Selective Mutism: Kesulitan berkomunikasi dalam situasi tertentu, namun dalam situasi yang membuat anak nyaman, mereka mampu berkomunikasi dengan normal.

Metode apa saja yang digunakan oleh terapis wicara?

Proses terapi wicara biasanya dilakukan dengan satu terapis untuk satu anak selama 45 menit sampai dengan 1 jam. Metode dalam prosedur terapi wicara mempertimbangkan kemampuan anak dalam menerima informasi yang bersifat visual, audio, dan taktil.

Terapis wicara akan memberikan lebih banyak stimulus yang disesuaikan dengan bentuk informasi apa yang lebih mudah diterima oleh anak. Namun, pada beberapa diagnosis, metode akan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan diagnosis tersebut, contohnya gangguan pendengaran atau gangguan dengar.

Terapis wicara akan memberikan latihan dengan beberapa tahap, yaitu memberikan latihan dengan bantuan, memberikan latihan dengan bantuan minimal atau semakin dikurangi bantuannya, memberikan tes dengan target yang sudah diberikan ketika latihan, serta evaluasi hasil tes yang telah diberikan.

Terapis wicara juga akan memberikan Reinforcement Positif atau Reward untuk setiap target yang mampu dicapai oleh anak. Reward sangat berpengaruh pada proses terapi, bahkan wajib diberikan oleh terapis untuk membuat anak terus-menerus mau melakukan latihan yang diberikan.

Di bawah ini adalah jenis-jenis metode yang penerapannya disesuaikan dengan diagnosis pasien.

  1. Articulation Terapi untuk pasien gangguan artikulasi
  2. Oral Motor Terapi untuk pasien gangguan makan.
  3. Language Intervention Terapi untuk pasien dengan masalah bahasa.
  4. VitalStim Terapi untuk pasien dewasa dengan gangguan makan
  5. Minimal Pairs untuk pasien dengan gangguan bunyi bicara atau fonologi.
  6. Tehnik Modeling untuk seluruh kondisi pasien yang membutuhkan.
  7. AVT untuk pasien gangguan pendengaran.
  8. ABA/VB untuk pasien autism atau pasien dengan gangguan bahasa.
  9. Auditory Sandwich untuk pasien gangguan pendengaran
  10. Drill untuk seluruh kondisi pasien yang membutuhkan.
  11. Stimulasi Multi Modal untuk seluruh kondisi pasien yang membutuhkan.
  12. Motokinestetik untuk pasien gangguan artikulasi.
  13. Play Therapy untuk seluruh kondisi pasien yang membutuhkan.
  14. Dll.

Kapan orang tua harus menbawa anak ke terapis wicara?

Hubungi terapis wicara jika anak mengalami :

  1. Melewatkan tahap perkembangan sesuai usianya, baik untuk kemampuan bahasa maupun kemampuan artikulasi.
  2. Mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang atau benda di sekitarnya.
  3. Jumlah kosakata belum mencapai 50 kata.
  4. Tidak merespon ketika dipanggil.
  5. Tidak mampu menunjuk, dada, tepuk tangan, ciluk ba, serta bahasa nonverbal lainnya.
  6. Tidak mampu membaca untuk usia 7 tahun, walaupun sudah berusaha diajari.
  7. Dll.

Dimana melakukan terapi wicara?

Terapi wicara dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, baik itu di rumah sakit, klinik tumbuh kembang anak, atau oleh terapis wicara yang melakukan praktik mandiri.

Birru Care adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dengan konsep praktik mandiri bersama profesi terapi wicara. Untuk mendapatkan pelayanan terapi wicara di Birru Care, Brunda dapat mendaftar secara online melalui nomor WhatsApp admin di cabang Birru Care terdekat.

PT Eternal Galaxy Birru
Copyright © 2023. All rights reserved